Kendalikan Hama Dengan Menghidupkan Kembali Tradisi Gropyokan Tikus

Kendalikan Hama Dengan Menghidupkan Kembali Tradisi Gropyokan Tikus Apa kabar Sobat Pembaca Berita Berceceran, Berita yang anda baca kali ini dengan judul Kendalikan Hama Dengan Menghidupkan Kembali Tradisi Gropyokan Tikus, berita brceceran telah menyiapkan artikel ini dengan sebaik-baiknya untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. semoga isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, OK selamat membaca.

Judul : Kendalikan Hama Dengan Menghidupkan Kembali Tradisi Gropyokan Tikus
link : Kendalikan Hama Dengan Menghidupkan Kembali Tradisi Gropyokan Tikus

Baca juga


    Kendalikan Hama Dengan Menghidupkan Kembali Tradisi Gropyokan Tikus

    Gropyok tikus di Desa Dempel Geneng Ngawi

    SINAR NGAWI™ Ngawi-Pasca himbauan larangan penggunaan jebakan tikus listrik, beberapa cara alternatif yang ramah lingkungan untuk membasmi tikus di Ngawi dilakukan. Seperti di Desa Dempel, Kecamatan Geneng puluhan petani di bawah komando Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar melakukan gropyokan sarang hama tikus di wilayah area persawahan wilayah setempat.

    "Kita lakukan pembasmian hama tikus dengan cara yang lebih ramah. Kalau pakai jebakan listrik itu sangat berbahaya tercatat ada tujuh petani meninggal selama tahun 2018 ini," jelas dia.

    Ditempat yang sama, Sugeng Wiyono Kepala Desa Dempel pihaknya memberikan hadiah kepada petani berupa uang tunai bagi yang mendapatkan tikus.

    Hal ini dimaksudkan, agar para petani dalam membasmi hama tikus ini tidak pakai cara yang membahayakan keselamatan manusia maupun lingkungan,

    "Ini hanya semacam reward saja, agar senantiasa dalam melakukan pembasmian hama tikus, selalu digelar rutin," terang Sugeng Wiyono.

    Mendasar catatan tahun 2015, Desa Dempel Kecamatan Geneng, Ngawi dengan luas wilayah 330 hektar lebih, sekitar 150 hektar adalah lahan perswahan.

    Untuk hasil produksi panen padi mampu mencapai delapan ton perhektar dalam satu kali musim panen.

    Jumlah penduduk sendiri sekitar 4500 jiwa lebih, yang terbagi dalam 1.520 Kepala Keluarga (KK), yang menekuni pekerjaan sebagai petani mencapai hampir seribu warga.

    "Biar petani semangat kita apresiasi lelahnya supaya mereka aktif melakukan kegiatan semacam ini," pungkas Sugeng Wiyono.
    Pewarta: Kun/pr
    Editor: Kuncoro




    Temen dan Sobat baru saja selesai membaca :

    Kendalikan Hama Dengan Menghidupkan Kembali Tradisi Gropyokan Tikus

    itulah tadi berita Kendalikan Hama Dengan Menghidupkan Kembali Tradisi Gropyokan Tikus , kami berharap sobat sudah membaca dengan baik. namun , jika sobat kurang jelas silakan di baca ulang.

    anda baru saja membaca Kendalikan Hama Dengan Menghidupkan Kembali Tradisi Gropyokan Tikus ini linknya kalau mau di save http://beritaberceceran.blogspot.com/2018/12/kendalikan-hama-dengan-menghidupkan.html

    Related Posts :