Dianggap Pembawa Pesan Tuhan, Kemunculan Makhluk Ini Selalu Mendatangkan Bencana Apa kabar Sobat Pembaca Berita Berceceran, Berita yang anda baca kali ini dengan judul Dianggap Pembawa Pesan Tuhan, Kemunculan Makhluk Ini Selalu Mendatangkan Bencana, berita brceceran telah menyiapkan artikel ini dengan sebaik-baiknya untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. semoga isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, OK selamat membaca.

Judul : Dianggap Pembawa Pesan Tuhan, Kemunculan Makhluk Ini Selalu Mendatangkan Bencana
link : Dianggap Pembawa Pesan Tuhan, Kemunculan Makhluk Ini Selalu Mendatangkan Bencana

Dianggap Pembawa Pesan Tuhan, Kemunculan Makhluk Ini Selalu Mendatangkan Bencana

PERAWANGPOS -- Ikan yang memiliki bentuk aneh, dengan panjang 4,5 meter, ditemukan terdampar di sebuah pantai di Kepulauan Mindanao, pulau terbesar kedua di Filipina.

Makhluk aneh yang ditemukan warga tersebut berbentuk seperti ular, tapi bukan dari spesies ular, dan mempunyai deretan duri yang tajam di atas tubuhnya.

Diyakini oleh warga yang pernah melihat ikan tersebut, ikan itu penghuni laut dalam, di kedalaman 200 hingga 1000 meter di bawah laut, termasuk di daerah gunung berapi di dalam laut.

Menurut keterangan warga, sejak 8 Februari 2017 ini, sudah ada tiga jenis ikan serupa yang terdampar dikepulauan tersebut.

Dan... Kemunculan ikan aneh itu dikaitkan dengan munculnya bencana besar yang akan menimpa warga.

Sebab, dua hari setelah ikan tersebut terdampar di kawasan Agusan del Norte, Kepulauan Mindanao pada 8 Februari 2017, gempa 6,7 skala richter menghantam kawasan tersebut.

Pada tahun 2011, beberapa ikan yang serupa juga pernah terdampar diperairan Jepang yang kemudia disusul dengan munculnya Tsunami yang menghantam negara tersebut.

Di Jepang, ikan ini disebut 'Messenger from the Sea God's Palace, atau Sang Pembawa Pesan dari Lautan Kerajaan Tuhan.

Seorang pakar gempa berkewarganegaraan Jepang juga mengatakan bahwa makhluk hidup dari bawah laut memang kerap jadi penanda datangnya bencana.

"Ikan dari laut dalam yang hidup di dasar laut, lebih sensitif terhadap perubahan alam, dibanding yang hidup di perairan bagian atas," tulis Kiyoshi Wadatsumi dalam sebuah artikel di Japan Times tahun 2010.

Sumber : PalingSeru

Temen dan Sobat baru saja selesai membaca :