Akun TNI AU Skak Matt Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Uang Rupiah Cetakan Baru!

Akun TNI AU Skak Matt Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Uang Rupiah Cetakan Baru! Apa kabar Sobat Pembaca Berita Berceceran, Berita yang anda baca kali ini dengan judul Akun TNI AU Skak Matt Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Uang Rupiah Cetakan Baru!, berita brceceran telah menyiapkan artikel ini dengan sebaik-baiknya untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. semoga isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, OK selamat membaca.

Judul : Akun TNI AU Skak Matt Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Uang Rupiah Cetakan Baru!
link : Akun TNI AU Skak Matt Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Uang Rupiah Cetakan Baru!

Baca juga


Akun TNI AU Skak Matt Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Uang Rupiah Cetakan Baru!

Dwi Estiningsih Dan Teori Goebbels

Penulis : Birgaldo Sinaga

Sehari setelah saya mengunggah foto Ahok dipeluk kakak angkatnya Nana Riwayati, tanpa ba bi bu bak kilat menyambar langsung menyebar postingan dengan stempel dan cap PKI kepada saya. Status Zulkifli Wahyu membuat dua postingan tentang saya. Postingan ala Orba yang selalu mencap stempel lawan politiknya dengan stempel PKI. Tujuannya agar publik menghujat dan membencinya.

Postingan tersebut sudah disebar oleh ribuan orang. Menjadi viral. Saya membaca komentar-komentar di postingan tersebut. Komentar mereka  darah saya halal. Ada seruan bunuh menghiasi komentar dari pengikut dan teman temannya. Belum lagi caci maki dan sumpah serapah mendominasi dari ribuan komentar di sana.

Saya tertawa geli melihat postingan itu. Sudah kebal juga dapat julukan dari kelompok paduan suara penyebar kebencian seperti Zulkifli. Banyak teman teman  menyarankan agar saya melaporkan ke polisi, biar gak sembarangan. Biar ada shock therapy.

Hujatan, stigma, stempel, caci maki dan sumpah serapah yang menonjok itu, saya anggap tonjokan angin lalu saja. Mau dibilang PKI, PKO, PKF, antek liberal, antek asing aseng atau antek iblis sekalipun tidaklah saya bawa ke hati. Saya tertawa geli saja. Lucu aja, kok ada anak bangsa  akal sehat dan hatinya bukan seperti umumnya bangsa Indonesia. Cuekin saja, tidak saya jadikan masalah pribadi. Terserah elo aja.

Namun, darah saya mendidih ketika seorang Dwi Estiningsih dengan cengengesan tanpa malu menulis melalui twitter tentang pahlawan kafir. Cuitannya tentang warga negara minoritas Indonesia mayoritasnya pengkhianat bangsa.

Saya kehabisan kata dan kehilangan keseimbangan ketika membaca cuitan perempuan kader PKS yang sudah begitu berkarat hitam ini menyebarkan kebencian dan ekspresi permusuhan kepada anak bangsa. Anak bangsa yang bertakdir berbeda iman dan suku dengannya.Bukankah Tuhan menjadikan makhluk ciptaanNYA berbeda dan beragam?

Ribuan teman teman  memberi dukungan atas sikap saya yang akan melaporkan Dwi Estiningsih. Seorang anak bangsa asal Bali NILUH DJELANTIK ikut mendukung dengan merepost postingan saya terkait pemberitahuan pelaporan Dwi ke Polda Metro hari ini.

Sudah lama sebenarnya saya dan teman teman sepergerakan dan sepemikiran mengamati adanya pola gerakan dan misi dari kelompok tertentu menyebarkan faham adu domba. Menyebarkan pikiran pembelahan dengan merasuki setiap saat berita berita hoax, ujaran kebencian, permusuhan dan kepalsuan.

Bagi kami pola gerakan mereka ini bukanlah pola individual, namun pola yang berpola dengan sistematis, terstruktur, terencana dan massiv. Penyebarannya bukan berasal dari anak kampung di pelosok desa yang iseng, melainkan dari kelompok terpelajar, berideologi, orang yang sama, kelompok yang sama, berfaham yang sama dan konsisten terus menerus tiada henti dalam memprovokasi, membelah dan mengadu domba.

Joseph Goebbels Menteri Propaganda Hitler dikenal sebagai bapak propaganda modern. Doktrin Goebbels paling sohor adalah: "Kebohongan yang dikampanyekan secara terus-menerus dan sistematis akan berubah menjadi (seolah-olah) kenyataan!" Sedangkan kebohongan sempurna, kata Goebbels, adalah kebenaran yang dipelintir sedikit saja.

Teknik jitu hasil kepiawaiannya diberi nama Argentum ad nausem atau lebih dikenal sebagai teknik Big Lie (kebohongan besar). Prinsip dari tekniknya itu adalah menyebarluaskan berita bohong melalui media massa sebanyak mungkin dan sesering mungkin hingga kemudian kebohongan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran. Sederhana namun mematikan.

Dwi Estiningsih dan sekomplotannya ingin menanamkan kebohongan dibenak rakyat Indonesia bahwa warga negara minoritas Indonesia mayoritasnya adalah pengkhianat. Dwi yang bergelar Master Psikologi ini begitu faham teori big lie Goebbles.

Ia memakainya dengan terus menerus  dan mengulang-ulang pesan-pesan kebencian kepada publik. Ada 22 ribu followernya yang saban jam menerima kebohongan demi kebohongan yang telah menjadi kebenaran bagi mereka.

Enough is enough. Cukup sudah. Saya muak dengan caramu memporak porandakan nilai nilai luhur para leluhur bangsa yang telah bersusah payah mendirikan republik ini. Saya muak dengan kekejian pikiranmu yang berupaya merusak sendi sendi persatuan bangsa dengan nilai kebebasan demokrasi yang diperjuangakan seluruh anak bangsa.

Jika kau bermimpi bahwa teori Goebbels dengan terus menerus menebar kebohongan dan kebencian akan menjadi kebenaran, ketahuilah darah leluhur semua pejuang bangsa yang ikut mendirikan republik ini masih kental darahnya. Masih merah warnanya. Cukup sudah Bu Dwi.

Salam PerjuanganSehari setelah saya mengunggah foto Ahok dipeluk kakak angkatnya Nana Riwayati, tanpa ba bi bu bak kilat menyambar langsung menyebar postingan dengan stempel dan cap PKI kepada saya. Status Zulkifli Wahyu membuat dua postingan tentang saya. Postingan ala Orba yang selalu mencap stempel lawan politiknya dengan stempel PKI. Tujuannya agar publik menghujat dan membencinya.

Postingan tersebut sudah disebar oleh ribuan orang. Menjadi viral. Saya membaca komentar-komentar di postingan tersebut. Komentar mereka  darah saya halal. Ada seruan bunuh menghiasi komentar dari pengikut dan teman temannya. Belum lagi caci maki dan sumpah serapah mendominasi dari ribuan komentar di sana.

Saya tertawa geli melihat postingan itu. Sudah kebal juga dapat julukan dari kelompok paduan suara penyebar kebencian seperti Zulkifli. Banyak teman teman  menyarankan agar saya melaporkan ke polisi, biar gak sembarangan. Biar ada shock therapy.

Hujatan, stigma, stempel, caci maki dan sumpah serapah yang menonjok itu, saya anggap tonjokan angin lalu saja. Mau dibilang PKI, PKO, PKF, antek liberal, antek asing aseng atau antek iblis sekalipun tidaklah saya bawa ke hati. Saya tertawa geli saja. Lucu aja, kok ada anak bangsa  akal sehat dan hatinya bukan seperti umumnya bangsa Indonesia. Cuekin saja, tidak saya jadikan masalah pribadi. Terserah elo aja.

Namun, darah saya mendidih ketika seorang Dwi Estiningsih dengan cengengesan tanpa malu menulis melalui twitter tentang pahlawan kafir. Cuitannya tentang warga negara minoritas Indonesia mayoritasnya pengkhianat bangsa.

Saya kehabisan kata dan kehilangan keseimbangan ketika membaca cuitan perempuan kader PKS yang sudah begitu berkarat hitam ini menyebarkan kebencian dan ekspresi permusuhan kepada anak bangsa. Anak bangsa yang bertakdir berbeda iman dan suku dengannya.Bukankah Tuhan menjadikan makhluk ciptaanNYA berbeda dan beragam?

Ribuan teman teman  memberi dukungan atas sikap saya yang akan melaporkan Dwi Estiningsih. Seorang anak bangsa asal Bali NILUH DJELANTIK ikut mendukung dengan merepost postingan saya terkait pemberitahuan pelaporan Dwi ke Polda Metro hari ini.

Sudah lama sebenarnya saya dan teman teman sepergerakan dan sepemikiran mengamati adanya pola gerakan dan misi dari kelompok tertentu menyebarkan faham adu domba. Menyebarkan pikiran pembelahan dengan merasuki setiap saat berita berita hoax, ujaran kebencian, permusuhan dan kepalsuan.

Bagi kami pola gerakan mereka ini bukanlah pola individual, namun pola yang berpola dengan sistematis, terstruktur, terencana dan massiv. Penyebarannya bukan berasal dari anak kampung di pelosok desa yang iseng, melainkan dari kelompok terpelajar, berideologi, orang yang sama, kelompok yang sama, berfaham yang sama dan konsisten terus menerus tiada henti dalam memprovokasi, membelah dan mengadu domba.

Joseph Goebbels Menteri Propaganda Hitler dikenal sebagai bapak propaganda modern. Doktrin Goebbels paling sohor adalah: "Kebohongan yang dikampanyekan secara terus-menerus dan sistematis akan berubah menjadi (seolah-olah) kenyataan!" Sedangkan kebohongan sempurna, kata Goebbels, adalah kebenaran yang dipelintir sedikit saja.

Teknik jitu hasil kepiawaiannya diberi nama Argentum ad nausem atau lebih dikenal sebagai teknik Big Lie (kebohongan besar). Prinsip dari tekniknya itu adalah menyebarluaskan berita bohong melalui media massa sebanyak mungkin dan sesering mungkin hingga kemudian kebohongan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran. Sederhana namun mematikan.

Dwi Estiningsih dan sekomplotannya ingin menanamkan kebohongan dibenak rakyat Indonesia bahwa warga negara minoritas Indonesia mayoritasnya adalah pengkhianat. Dwi yang bergelar Master Psikologi ini begitu faham teori big lie Goebbles.

Ia memakainya dengan terus menerus  dan mengulang-ulang pesan-pesan kebencian kepada publik. Ada 22 ribu followernya yang saban jam menerima kebohongan demi kebohongan yang telah menjadi kebenaran bagi mereka.

Enough is enough. Cukup sudah. Saya muak dengan caramu memporak porandakan nilai nilai luhur para leluhur bangsa yang telah bersusah payah mendirikan republik ini. Saya muak dengan kekejian pikiranmu yang berupaya merusak sendi sendi persatuan bangsa dengan nilai kebebasan demokrasi yang diperjuangakan seluruh anak bangsa.

Jika kau bermimpi bahwa teori Goebbels dengan terus menerus menebar kebohongan dan kebencian akan menjadi kebenaran, ketahuilah darah leluhur semua pejuang bangsa yang ikut mendirikan republik ini masih kental darahnya. Masih merah warnanya. Cukup sudah Bu Dwi.

Salam Perjuangan

Selengkapnya :
http://ift.tt/2h8nT8j


Temen dan Sobat baru saja selesai membaca :

Akun TNI AU Skak Matt Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Uang Rupiah Cetakan Baru!

itulah tadi berita Akun TNI AU Skak Matt Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Uang Rupiah Cetakan Baru! , kami berharap sobat sudah membaca dengan baik. namun , jika sobat kurang jelas silakan di baca ulang.

anda baru saja membaca Akun TNI AU Skak Matt Dwi Estiningsih Soal Pahlawan Kafir di Uang Rupiah Cetakan Baru! ini linknya kalau mau di save http://beritaberceceran.blogspot.com/2016/12/akun-tni-au-skak-matt-dwi-estiningsih.html