Judul : Kasus ”Dimas Kanjeng” Grobogan : Korban Terus Bertambah
link : Kasus ”Dimas Kanjeng” Grobogan : Korban Terus Bertambah
Kasus ”Dimas Kanjeng” Grobogan : Korban Terus Bertambah
SUASANA LENGANG :: Rumah gaya limasan milik Harno yang dihuni istri, empat anak dan empat cucu di Dusun Drono, Selo, Tawangharjo, Grobogan, tampak lengang, Jumat (21/10). (Foto : Suaramerdeka) |
''Yang tercatat itu warga sudah melapor. Kemungkinan bisa bertambah,'' ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Gagas Nugraha, Jumat (21/10). Harno warga Dusun Drono, Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan, kerap mengaku sebagai dukun sakti.
Penipuan yang dilakukannya seperti Dimas Kanjeng Taat Pribadi dari Probolinggo, Jatim, berupa penggandaan uang. Sekarang ini, polisi sudah menyita beberapa aset milik Harno. Sedangkan aset lain dan juga rekening masih ditelusuri. ''Rekening tersangka yang biasa digunakan untuk transaksi masih kami telusuri,''kata Gagas.
Selain itu, kalau dalam penelusuran nantinya diketahui uang tersebut digunakan untuk usaha atau kegiatan lain, maka Harno akan dijerat Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). ''Yang bersangkutan (Harno-red) bisa saja dijerat Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) asal ada tindak kejahatan awal," lanjutnya.
Harno yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit tersebut melakukan praktik penipuan tersebut sejak pertengahan April 2015. Adapun, dalam praktiknya dia mengaku bisa mengandakan emas dan uang kepada warga yang datang untuk berobat. Kedok penipuan Harno terbongkar saat sejumlah warga yang menyetorkan uangnya curiga lantaran yang dijanjikan Harno tidak terwujud hingga hari yang telah ditentukan.
Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng yang dipimpin Kasubdit Jatanras AKBP Nanang Haryono melakukan penelusuran dan penindakan dilakukan. Harno ditangkap di Desa Banjareja, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap saat hendak menemui calon korbannya.
Di pihak lain, keluarga Harno di Grobogan terpukul dengan kejadian tersebut. Mereka pun sebenarnya tidak percaya Harno bisa menggandakan uang. Bagi keluarga, Harno di dusunnya dikenal sebagai dukun atau mituo. ''Bisanya berobat, lantas minta ramuan. Tidak ada penggandaan uang,'' ucap salah satu anggota keluarga.
Orang Baik
Dalam keseharian, Harno dikenal sebagai orang yang baik. Setiap bulan Sura (penangglan Jawa) selalu menggelar ritual dan mendatangkan sebuah kelompok ketoprak untuk pentas di dusunnya. Rumah Harno berada di dusun yang dikelilingi persawahan. Jalan menuju rumah tersebut berkelok-kelok yang masih sebagian besar masih berupa tanah yang diperkeras dengan batu padas.
Dari Jalan Purwodadi-Blora jaraknya dua kilometer. Rumah tipe limasan tersebut dibalut dengan warna dominan biru tua. Di depannya ada musala dan jembatan kecil, sehingga tampak rumah tersebut terpisah dengan rumah-rumah lain.
Bahkan keluarga menuturkan, Harno semula hanya petani. Tapi keahliannya dalam mengobati telah ada sejak lulus dari madrasah aliyah. Namun, sekarang sawah yang dimiliki telah habis dijual untuk kebutuhan sehari-hari.
Aktivitasnya hanya terkait dengan pengobatan alternatif. Sementara itu, Kapolres Grobogan, AKBP Agusman Gurning mengatakan, sampai saat ini tak ada laporan dari warga Grobogan. ''Dia dikenal masyarakat sebagai orang pintar. Di sini belum kami temukan laporan dari masyarakat. Dia kan beraksi di luar Grobogan," ujarnya. (SM)
Temen dan Sobat baru saja selesai membaca :
Kasus ”Dimas Kanjeng” Grobogan : Korban Terus Bertambah
itulah tadi berita Kasus ”Dimas Kanjeng” Grobogan : Korban Terus Bertambah , kami berharap sobat sudah membaca dengan baik. namun , jika sobat kurang jelas silakan di baca ulang.
anda baru saja membaca Kasus ”Dimas Kanjeng” Grobogan : Korban Terus Bertambah ini linknya kalau mau di save http://beritaberceceran.blogspot.com/2016/10/kasus-dimas-kanjeng-grobogan-korban.html